Minggu, 04 Juli 2010

Maradona: Kekalahan Argentina Merupakan Hari Terberat Dalam Hidup Saya

Maradona: Kekalahan Argentina Merupakan Hari Terberat Dalam Hidup Saya

JOHANNESBURG, DETIKPOS.net – Sesal belakangan. Itulah yang dirasakan bintang legendaries sekaligus pelatih Argentina Diego Maradona.

Bahkan, dia menyatakan kekalahan memalukan negaranya dari Jerman merupakan hari yang terbesar dalam hidupnya. Bagi Argentina, kekalahan yang terburuk sejak kekalahan melawan Belanda 4-0 pada 1974.

Sama seperti tahun itu, Argentina juga kalah dari Jerman 4-0 masing-masing fari penyerang Miroslav Klose sebanyak 2 gol, sedangkan Thomas Muller dan Arne Friedrich masih-masing 1 gol sehingga Der Panzer, asuhan Joachim Loew, melaju ke semi final untuk berhadapan dengan Spanyol.

Paska kekalahan dari Jerman, Lionel Messi, pemain terbaik dunia versi FIFA, menangis di ruang ganti dan Maradona memberi tanda kemungkinan akan mengakhiri jabatannya sebagai pelatih tim Albiceleste. “Saya akan pergi besok,” ujar Maradona. Itu merupakan reaksi pertama dari Maradona sebelum dia menanggapi dengan nada yang lebih tegar.

“Kita lihat apa yang akan terjadi. Saya belum memikirkan hingga nanti pulang,” ujarnya seperti dikutip dari fifa.com hari ini.

Dirinya, tambahnya, baru membahasnya dengan keluarga dan para pemain. “Masih ada hal yang harus saya pertimbangkan. Tapi sebagai pelatih dan pemain, gaya permainan bola yang disukai adalah seperti ini. Dapat bola, berputar, berlari, Argentina tidak punya gaya lain.”

Harus diakui, gaya permainan Argentina itu terbukti tidak mampu mengimbangi tim yang telah mengalahkan Inggris 4-1 pada putaran 16 besar, dan saat ini memiliki peluang paling besar untuk masuk ke final Piala Dunia minggu depan di Stadion Soccer City, Johannesburg.

Namun, Maradona berharap Argentina bisa kembali menujukkan permainan yang menarik setelah mengecewakan para pendukungnya. “Saya benar-benar kecewa. Kami akan kembali berjuang meski sulit setelah kalah. Namun, kami akan duduk dengan tenang dan mencari tahu kekurangan kami. Saya rasa tidak ada yang senang dengan hasil seperti ini. Sepak bola adalah hidup dan nafas kami dan tak seorangpun yang senang dengan kekalahan 4-0.”

Maradona kembali mengenang saat yang menyedihkan ketika dirinya masih menjadi pemain. “Hari terakhir saya bermain sepakbola mungkin mirip seperti ini. Kesedihan sangat mendalam, sangat kuat. Kami berharap hari ini bisa lolos dan menjadi salah satu dari empat tim terkuat di dunia. Namun kenyataan bertolak belakang dari mimpi.”

“Saya telah mengalami hal ini pada tahun 1982 ketika masih jadi pemain. Saya masih muda dan belum mengerti. Kini, saya berusia 50 Oktober nanti dan sudah matang, dan ini merupakan hari terberat dalam hidup saya. Seperti sebuah tendangan di wajah. Saya tidak bersemangat melakukan apapun,” lanjutnya. [bs/ris]

0 komentar:

Posting Komentar